Dahulu saya suka membaca novel, khususnya novel-novel islami. Bukan berarti sekarang tidak suka lagi. Bukan. Namun semenjak punya anak dua, rasanya waktu untuk membaca novel itu tidak bisa saya prioritaskan, karena tidak bisa dikerjakan sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Terlebih lagi biaya beli novelnya yang paling tidak mendukung prioritas hehe..
Dan penyebab lainnya adalah hobby paling dulu saya, yaitu nonton serial muncul kembali setelah punya tv (sebagai informasi, saya sejak nikah memang sepakat tidak butuh benda kotak bergambar hidup itu. baru setelah anak pertama saya berumur tiga tahunan baru memutuskan untuk memilikinya dengan alasan kasihan sama si sulung yang suka gagap informasi ketika ngobrol sama teman-temannya).
Ketika medianya ada saya kembali ketagihan drama korea!!!
Saat ini semua teman-teman dan keluarga tahu saya drama lover. Memang ada saat domana orang-orang bahkan suami maupun teman sendiri menyindir dan meremehkan hobby ini. Ada yang berkomentar nyinyir ada yang bilang saya over-lah, ada juga yang menganggap hobby ini hanya boleh berlaku untuk anak sekolah dan orang-orang muda (lantas saya tua gitu?! ). Suami saya berkomentar drama bikin lupa sama anak dan suami! (Padahal kalau diambil sisi baiknya, saya makin romantis sama suami. ups! )
Kembali ke judul bacaan ini.
Jika kalian perhatikan antara orang yang sedang membaca novel dengan orang yang sedang menonton drama. Jika mengikuti pola pikir secara sederhana tentu sangat berbeda. Iya gak? Ngangguk aja dech!
Karena memang fokusnya itu antara sebuah 'buku' dengan seonggok 'Elektronik'. Pola pikir tradisional tentu saja menobatkan buku lebih bermartabat, lebih kelihatan intelektual, lebih keren!
Televisi??? Bahkan dari jaman kita kecil dulu, barang mati yang bisa hidup ini sudah dikutuk jadi kambing hitam penyebab anak-anak bodoh, malas, dan nakal. Duduk takzim didepan benda ini sama sekali tidak keren. Sama sekali guys! Apalagi jika yang tampil dilayarnya itu drama. Jika yang dilihat itu Berita mungkin sedikit beda (tapi bukan berita infotainment ya).
Saya selaku salah satu yang sudah tercebur sekaligus berenang kedalam dunia Drama Lovers saya ingin mengungkapkan ternyata tak begitu berbeda 'membaca' novel dengan 'menonton' drama.
Jika ada bedah novel, maka bedah dramapun ada. jika novel itu sebuah karya yang patut dibanggakan, maka dramapun itu karya dari sekelompok orang yang juga patut diapresiasi. Jika isi novel bisa menyentuh pembaca, maka dramapun bisa menguras air mata, membahanakan tawa, menimbulkan decak kagum, mengejutkan serta mendebarkan jantung penonton. Dan jangan lupa, akting tokoh dan chemistry mereka dalam drama itu salah satu poin penting yang tidak ada dalam novel best seller sekalipun.
Namun diluar semua pendapat saya, setiap orang memang punya passionnya sendiri-sendiri. Jika kalian lebih menyukai novel, itu hak kalian. Begitupun sebaliknya.
Sama jika kalian hobby bola, balap, dsb.
Terimakasih sudah mampir...^_^
saya malah skrg ini sepertinya waktu begitu sedikit buat nonton drakor, padahal saya suka sama cerita2 drakor
BalasHapusSaya nonton biasanya sambil nyetrika mba, atau malam pas anak2 sudah tidur..^^
BalasHapus